KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Dasar-dasar Manajemen
Pendidikan
Dosen
Pengampu: Drs.H.Muslam,
M.Ag, M.pd
Kelas: Tadris
Kimia 3
Di susun oleh :
FARIDA
ISTIKOMAH 123711006
MUDRIKATUS
ASTNA 123711021
ULIL
ALBAB 123711030
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
I.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen
yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila
perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah.
Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan
kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang
ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan
unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para
kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan
adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa
memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama
antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan
sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil..
Masalah kepemimpinan pendidikan saat ini menunjukan
kompleksitas,baik dari segi komponen manajemen pendidikan, maupun lingkungan
yang mempengaruhi keberlangungan suatu pendidikan. Persoalan yang muncul bisa
sepontan, bisa berulang-ulang, makanya diperlukan interaksi yang kreatif dan
dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.
Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan
yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih
penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya
sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan
dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
I.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?
2.
Apa fungsi kepemimpinan pendidikan?
3.
Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
4.
Apa saja syarat-syarat untuk menjadi kepemimpinan
pendidikan?
5.
Apa saja Model-model kepemimpinan
pendidikan?
6.
Bagaimana cara mengembangkan
kepemimpinan pendidikan?
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan secara umum didefinisiksn sebagai
kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu
memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya
terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju
kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill).
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan
kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin).
Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompokyang
memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan dengan
kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E.Fiedler).
Untuk kepemimpinan Pendidikan itu sendiri adalah kemampuan untuk
menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.[1]
A. Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin
pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:
a. Pemimpin membantu terciptanya suasana
persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b. Pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bentuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan
prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk
kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil
keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin member kesempatan kepada kelompok
untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih
kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai
hasilnya secara jujur dan objektif.
e. Pemimpin bertanggungjawab dalam
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.[1]
B. Tipe-tipe
Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan konsep, sifat,
sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan
dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire,
dan tipe demokratis.
a. Tipe
otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “authoritarian”.
Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap
angggota kelompoknya.[2]
Pada
kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar ditetapkan oleh
pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya.
Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi
sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi
bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia bekerja
sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.[3]
b. Tipe “Laissez
faire”
Pada tipe
“laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
setiap anggota staf di dalam tata prosedure dan apa yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan
tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan dengan siapa ia hendak
bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari anggota kelompok
atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin
ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka meminta
pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka barulah
ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya sama sekali
tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau menolah pendapat tersebut.
Apabila hal
ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan rapat
guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bisa
dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam
sekolah tersebut menghendakinya.[4]
c.
Tipe
demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai dictator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota
kelompoknya.[5]
Dalam tipe
kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota
kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian
akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahnya
dalam rangka membina sekolahnya.
Sifat
kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari 500 hasil
research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan baik maka
kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula. (R.Tjung
Wiraputra, 1976 hl 37).
Dalam hasil
research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis,
aktivitas pemimpin harus:[6]
a.
Meningkatkan interaksi kelompok dan
perencanaan kooperatif.
b.
Menciptakan iklim yang sehat untuk
perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini
dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota kelompok
yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan tanggungjawab.
Pemimpin
demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat bijaksana di dalam
pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab
terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin sekolah. Ia
bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat serta
petunjuk jika dibutuhkan.[7]di
dalam kepemimpinannya peimpin sekolah berusaha supaya bawahannya kelak dapat
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
C.
Syarat-syarat
Pemimpin Pendidikan
Syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan antara lain:
· Rendah hati
dan sederhana
· Bersifat
suka menolong
· Sabar dan
memiliki kestabilan emosi
· Percaya
kepada diri sendiri
· Jujur, adil,
dan dapat dipercaya
D.
Model-model
Kepemimpinan Pendidikan
1.
Kepemimpinan
Visioner
Konsep visi Lee
Roy Beach (1993:50) mendefinisikan visi sebagai berikut :
Visi
menggambarkan masa depan yang ideal, barangkali menyiratkan ingatan budaya yang
sekarang dan aktivitas, atau barangkali menyiratkan perubahan
Terbentuknya visi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman professional, interaksi da komunikasi,
penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual yang membentuk pola piker tertentu
(Gaffar, 1994 : 56)
Kepemimpinan
yang relevan dengan tuntutan “school based management”. Kepemimpinan ini yang
difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen
perubahan (agen of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang
tahu prioritas, menjadi pelatih yang provisional dan menjadi pembimbing anggota
lainnya.
Visioner Leadership didasarka pada
tuntutan perubahan zaman yang menuntut dikembangkannya secara intensif peran
pendidikan dalam menciptaka sumber daya menusia yang handal.
Untuk
menjadi pemimpin yang Visioner, maka seseorang harus :
·
Memahami
konsep visi
·
Memahami
karakteristik dan unsure visi
·
Karakter
visi antara lain:
·
Memperjelas
arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi
·
Mencerminka
cita-cita yang tinggi dan menetapka standart of excellence
·
Menembuhkan
inspirasi, semanngat, kegairahan, dan komitmen
·
Menciptakan
makna bagi anggota oeganisasi
·
Merefleksikan
keunikan, atau keistimewaan organisasi, dst
·
Memahami
tujuan visi
Tujuan visi
antara lain :
·
Memperjelas
arah umum perubahan kebijakan organisasi
·
Memotivasi
karyawa kea rah yang baik
· Membantu
proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu orang-orang yang berbeda
Langkah –
langkah menjadi Visionary Leadership
· Penciptaan
Visi, dari hasil kreatifitas pikir pemimpin berupa ide-ide ideal tentang
cita-
cita di masa
depan.
· Perumusan
Visi
- Pembentukan
dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan
- Merumuskan
strategi secara konsensus
- Membulatkan
sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi
suatu kenyataan.
· Transformasi
Visi, Kemampuan membangun kepercayaan
· Impelemntasi
Visi , Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan
menterjemahkan visi ke dalam
tindakan.
2.
Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional dibangun dari dua kata :
· Kepemimpinan
(leadership) :
Setiap tindakan yang dilakukan oleh eseorang untuk mengkoordinasikan,
mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.
· Transformasional
(transformational) :
Mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan Transformasional diukur dalam hubungannya dengan efek
pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya.
Formulasi dari teori Kepemimpinan Transformasional antara lain :
· Karisma
· Stimulasi
intelektual
· Perhatian
yang individualisasi
Dapat
dikatakan bahwa seorang kepala sekolah menerapkan teoti Kepemimpinan
Transformasional jika dia mampu mengubah energy sumber-sumber daya baik manusia
maupun non manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah seperti yang
dikemukakan oleh Sudarwan Danim (2003 : 54)
Menurut
Leithwood dkk (1999) mengatakan “transformational leadership is seen to be
sensitive to organiation building developing shared vision, distributing
leadership and building school culture necessary to current restructing efforts
in school”
Pemimpin
dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memilki visi ke
depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasikan perubahan tersebut ke dalam organisasi.
Dimensi -
dimensi kepemimpinan Transformasional Menurut BASS dan AVOLIO (1994) dengan
konsep 4I
·
Idealized
Influenced, perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya
dari orang- orang yang dipimpinnya.
·
Inspirational
Motivation, senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan
orang-orang yang dipimpinnya.
·
Intellectual
Simulation, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari
orang-orang yang dipimpinnya
·
Individualized
consideration, memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan
kebutuhan orang yang dipimpinnya.
Model
kepemimpinan transformasial perlu diterapkan dalam dunia pendidikan, karena
merupakan salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama dalam bidang
pendidikan. Olga Epitropika (2001:1) mengemukakan 6 hal mengapa
kepemimpinan transformasial penting bagi suatu organisasi.
· Secara signifikan
meningkatkan kinerja organisasi.
· Secara
positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan
pelanggan.
· Membangkitkan
komitmen para anggota terhadap organisasi.
· Meningkatkan
kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
· Meningkatkan
kepuasan [ekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
· Mengurangi
stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi
model kepemimpinan transformasional falam organisasi atau intstansi pendidikan perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
·
Mengaci pada
nilai – nilai agama yang ada dalam organisasi atau instansi atau bahkan suatu negara.
· Disesuaikan
dengan nilai – nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi
tersebut.
·
Menggali
budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
· Karena
sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem
yang lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem suatu negara.
Kritisi
model kepemimpina transformasional :
Kepemimpinan
transformasional hampir sama dengan kepemimpinan transforming. Burns membatasi
kepemimpinan yang mentransformasi kepada para pemimpin yang selalu mendapat
pencerahan(enlightened) yang menunjuk kepada nilai – nilai moral yang
positif dan kebutuhan – kebutuhan tingkat yang lebih tinggi dari para
pengikutnya.bagi Bass,seorang pemimpin yang mengaktifkan motivasi pengikut dan
meningkatkan komitmennya adalah transformasional, tidak memperhatikan apakan
memiliki efek yang menguntungkan untuk pengikutnya atau tidak. Jadi, dengan
demikian kepemimpinan transforming merujuk pada pencerahan yang memperhatikan
kepemimpinan nilai – nilai moral positif dan kebutuhan – kebutuhan di tingkat
lebih tinggi dari para pengikutnya, sedangkan kepemimpinan transformasional
tanpa memperhatikan efeknya terhadap pengikutnya atau mengesampingkan nilai –
nilai moral yang positif.
Hal ini
senada dengan pendapat Golmen, et.al (2003) yang mengatakan kepemimpinan
transforming adalah kepemimpinan yang memiliki kesadaran sendiri tentang
emosionalnya, manajemen diri sendiri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
kerja. Pola perilaku kepemimpinan yang seperti inidiharapkan berpengaruh
positif terhadap bawahannya dalam membentuk nilai – nilai dan keyakinan untuk
mencapai tujuan organisasi (Anderson 1998).
Model
kepemimpinan lain yang perlu diperhatikan sebagai kritisi terhadap kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpnan amanah. Kepemimpinan amanah adalah
kepemimpinan yang dilandasi dengan iman dalam rangkan mencapai tingkat
ketaqwaan kepada Allah SWT. Model kepemimpinan ini selalu memikirkan keadaan
umatnya dan jauh dari memikirkan kepentingan pribadi atau golongannya.
Pemimpin selalu berhati – hati dalam menjaga keimanannya untuk memperoleh derajat taqwa disisi Allah SWT (Ash
Shalabi, 2003).
E.
Pengembangan
Kepemimpinan Pendidikan
Sedikit mendefinisakan bahwa pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk
meningkatkan kemampuan kepemimpinan ketingkat yang lebih tinggi.[9]
Pembinaan dan pengembangan kepemimpinan pendidikan ini menjadi tugas dan
wewenang dari para pengawas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Pendidikan Nasional. Kemudian tanggung jawab pengawas sekolah
berdasar Keputusan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 118 Tahun
1996.[10]
Keberadaan struktur, sistem, dan budaya merupakan hambatan perubahan
daripada berfungsi sebagai fasilitator. Tingkat kepentingan yang tinggi sangat
membantu dalam menyelesaikan semua tahap proses transformasi. Jika tingkat
perubahan eksternal terus naik, maka tingkat kepentingan menjadi dominan,
organisasi harus (memposisikan diri) dalam arus pengembangan era global. Model
abad kedua puluh bukanlah merupakan periode yang panjang, tenang atau puas, karena
periode ini begitu singkat, sementara aktivitas kerja sangat padat.
Tingkat kepentingan yang lebih tinggi memicu
dinamisasi kependidikan yang lebih kreatif dan inovatif. Peningkatan urgensi
kepemimpinan pendidikan membutuhkan sistem informasi kinerja yang jauh lebih
unggul daripada apa yang biasanya. Sistem penyediaam informasi kinerja
selayaknya dapat menginformasikan yang valid dan originalitas, terutama tentang
kinerja. Informasi tentang kepuasan peserta didik harus dikumpulkan lebih
akurat.
Dengan demikian, para manajer pendidikan seharusnya meningkatkan intensitas
melihat dan mendengar keluhan para pelanggan (pelanggan pendidikan) khususnya
mereka yang tidak puas terhadap layanan pendidikan. Untuk menciptakan sistem
dan memanfaatkan out put secara produktif, budaya sekolah dimulai dengan
penanaman nilai-nilai luhur, kejujuran, menggabungkan norma dan kebijakan.
Kemudian jumlah rutinitas kinerja yang kurang efektif harus dihilangkan.
Perubahan dimulai dari pemimpin pendidikan, kemudian memberikan pengaruh
terhadap beberapa personel sekolah melalui contoh perilaku yang dapat membentuk
budaya sekolah sehingga menghasilkan beberapa keuntungan oraganisasi sekolah.
Semua organisasi pendidikan
membutuhkan pemimpin yang baik yang bertanggung jawab. Kerja sama tim
diperlukan untuk menghadapi transformasi secara periodik. Suksesi di bagian
pemimpin organisasi mungkin tidak lagi menjadi media untuk melatih dan
memilih satu orang untuk mengantikan yang lain. Suksesi bisa menjadi proses
pengembangan kepemimpinan pendidikan.[11]
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya
keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang
dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian
pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya (Purwanto, 2004: 61).
Faktor-faktor ini tentunya juga memiliki pengaruh dalam pengembangan
kemampuannya. Secara internal, seorang pemimpin dapat melakukan hal-hal yang
dapat mengembangkan kemampuannya, diantaranya:
1.
Selalu
belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja anggotanya
2.
Melakukan
observasi kegiatan manajemen secara terencana
3.
Membaca
berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan
4.
Memanfaatkan
hasil-hasil penelitian orang lain
5.
Berfikir
untuk masa yang akan datang
I.
KESIMPULAN
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk
menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
· Fungsi
kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan bertanggung
jawab dalam
mengambil keputusan , mengembangkan, dan mempertahankan eksistensi
organisasi
· Tipe-tipe
kepemimpinan pendidikan antara lain otoriter, Laissez-faire, dan Demokratis
· Syarat-syarat
untuk menjadi pemimpin pendidikan antara lain rendah hati, percaya
kepada diri sendiri, jujur,
adil, dan memiliki keahlian dalam jabatan.
Pemimpinan pendidikan adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi,
mengajak, mendorong, membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf
pendidikan lainnya ke arah peningkatan mutu pendidikan.
Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan antara lain kepemimpinan visioner dan kepemimpinan
transformasiona
II.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami harap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dalam mempelajari Kepemimpinan Pendidikan. Kami sadar
dalam penyususnan maupun penyampaian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Hendyat Soetopo,dkk. 1984. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan.
Malang : Bina Aksara.
Munajat
Nur, 2011. Hand Out
Leadership, UIN Suka-Fakultas Tarbiyah dan Keguruan: 2011)
Rohmat,
M. Ag, M. Pd, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah
Efektif,(Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010)
Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.
Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. Cetakanke-1, Januari 2009. (Bandung: ALFABETA)
Hal.125-126
[2] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. Cetakanke-1, Januari 2009. (Bandung: ALFABETA)
Hal.127
[5] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. Cetakanke-1, Januari 2009. (Bandung: ALFABETA)
Hal.127
[8] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. Cetakanke-1, Januari 2009. (Bandung: ALFABETA)
Hal.127-128
[10] Nur Munajat,
2011. Hand Out
Leadership, UIN Suka-Fakultas Tarbiyah dan Keguruan: 2011), hal. 37
[11] Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah
Efektif, (Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010), hal. 99-100
[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. Cetakanke-1, Januari 2009. (Bandung: ALFABETA)
Hal.125-126

If you're looking to lose kilograms then you absolutely have to start using this brand new custom keto diet.
BalasHapusTo design this keto diet service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional chefs have joined together to develop keto meal plans that are powerful, convenient, price-efficient, and delightful.
From their first launch in January 2019, hundreds of individuals have already transformed their figure and health with the benefits a certified keto diet can offer.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones provided by the keto diet.